Monday, July 25, 2016

Deskripsi Desa Maneron

       Desa Maneron Di Kecamatan Sepulu Bangkalan Madura Maneron adalah nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sepuluh (Kec. Sapolo), Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur. Konon, menurut cerita penduduk setempat, nama "Maneron" di ambil dari nama seorang sunan yaitu Sunan Maneron yang tidak lain adalah saudara dari salah satu sunan di Arosbaya. Sunan Maneron menyebarkan ajaran Islam didaerah tersebut. Namun, saat Beliau wafat, dimakamkan di Arosbaya. Versi lain menyebutkan bahwa nama "Maneron" berasal dari bahasa arab yaitu "Muniran" yang berarti "orang yang bercahaya". Jika mengacu untuk nama tempat maka bermakna "tempat yang bercahaya", namun jika mengacu untuk sebutan penduduk setempat maka bermakna "penduduk yang bercahaya". Penduduk daerah tersebut 100% adalah Muslim. 

     Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani padi, kacang panjang, kacang tanah dan jagung yang ditanam disawah (Sabe), ladang (talon), juga di kebun (kebbun). Sawah didaerah tersebut tidak lagi mengandalkan tadah hujan, penduduk sudah menggunakan mesin pompa air untuk mengairi sawah mereka. Selain itu mata pencaharian yang lain adalah "naek la'ang" atau "naek tarebung" (panjat pohon aren) untuk mengambil air aren (legen, jowo : la'ang, madura) dan dijadikan gula merah. "Guleh Neron" (Gula Maneron), begitulah sebutan gula manis Maneron yang terkenal oleh sebagian orang Madura. Tarebung adalah nama dari pohon la'ang itu sendiri, sedangkan buah dari tarebung disebut ta'al. 

     Desa Maneron merupakan daerah dataran rendah dan perbukitan kecil yang dekat dengan pantai. Sebelah utara, berbatasan langsung dengan laut lepas. Jalur lintas Kab. Bangkalan - Kab. Sampang melewati desa ini. Tempat wisata lokal yang terkenal adalah pantai Maneron. Pantai ini sekarang terawat dan dijaga. Dipantai itu juga terdapat makam seorang tokoh setempat (baca Pejuang/Mujahid) yang terbunuh dalam menghadapi para penjajah. Pada hari-hari besar Islam, pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Sebagian pengunjung datang untuk berziarah ke makam yang ada di pantai tersebut. Tempat wisata lainnya yang cukup ramai dikunjungi pada hari-hari besar adalah sungai Takobir, tempat aliran sungai yang begitu indah dan sejuk. 

      Berbicara tentang tempat ziarah, maka Masjid Maneron adalah tempat yang terkenal keramat oleh sebagian penduduk Madura. Sehingga tidak jarang para "pencari ilmu", kadang datang ke Masjid ini untuk ber-i'tikaf selama berhari- hari bahkan ada yang berbulan-bulan. Masjid ini sendiri dibangun pada masa Sunan Maneron sebagai tempat pendidikan agama dan dakwah Islam kepada penduduk setempat. Nama "Maneron" melekat pada sebutan Masjid ini walaupun nama sebenarnya adalah Masjid Akbar. Masjid lainnya yang ada di desa Maneron adalah Masjid yang terdapat di kampung Mangka'an dan satu lagi di kampung Binoloh.

      Didesa Maneron terdapat cukup banyak tempat pendidikan dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kec. Sepulu. Diantaranya adalah SDN Maneron I yang terletak dibagian barat desa (yaitu Kampung Karang), SDN Maneron III terletak dibagian timur desa (yaitu Kampung Mangka'an), sedangkan SDN Maneron II terletak dibagian selatan desa (yaitu Kampung Binoloh) yang dibatasi oleh perbukitan kecil dengan SDN lainnya. Terdapat 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah), dua terletak di Kamp. Karang dan satu terletak di Kamp. Mangka'an. Pondok Pesantren Salaf juga dibangun didesa ini (Kamp. Karang) yaitu Pon-Pes Nurul Haramain Az-Zain. Pendiri Pon-Pes ini adalah Alm. KH. Ya'qub. Di Pon-Pes ini sendiri terdapat Ma'had khusus untuk Tahfidhul Qur'an (Menghafal Al-Qur'an), TK Al-Qur'an dan MI (Pagi-Sore) .

Sumber: https://id-id.facebook.com/InfoSeppolo/posts/117490191764690

Cerita KKN 7

Masih terasa kalau matahari terbit dari utara. Anak-anak SD berangkat ke sekolah melewati posko. Sementara aku masih pusing setelah semalaman membuat RPP seperti yang di minta oleh kepala SD Negeri 1 Maneron awal pekan ini. Tim kedua yang ku tempati didalamnya setelah berangkat pukul 09:00 sedangkan tim pertama telah berangkat pukul 06:30 tadi pagi. Semua sudah dipersiapkan hingga saat keberangkatan ponsel untuk aktivitas internet dan blog desa kini akan macet. Ponselku rusak parah, layarnya pecah, tidak respon lagi bila dioperasikan, hanya pemberitahuan saja yang selalu menyala.

Aku senang, anak-anak merespon dengan baik, pelajaran yang ku sampaikan sesuai dengan RPP yang ku buat dan tentunya bersama Tias dan TIM. Tidak ada kendala dalam pengajaran. Semua murid berantusias dengan baik. Semua siswa dapat mengikuti alur pembelajaran seperti konsep dalam RPP.
Hari sudah siang kami diminta untuk mengawasi seluruh kelas oleh guru dan kepala sekolah. Ku rasa kerja tim ini akan ekstra. Tim kami harus mengatus murid-murid yang belum kami kenal. Tentu memerlukan strategi khusus untuk mengatasi amanah ini. Lagi pula tim kami tidak seluruhnya dari fakultas ilmu pendidikan. Namun pada intinya kami harus berupaya mengondisikan kelas. Itulah tugas guru yang berat.

Guru-guru memulai rapat dan kami pun memulai aksi untuk mengondisikan kelas tiga sampai kelas empat karena kelas satu dan dua telah pulang pukul 10:45 tadi. Kami harus mengatasi anak didik kami yang mulai berontak ingin pulang dan lain-lain. Pengondisian pun mulai dilakukan pada setiap kelas yang masih masuk. Masing-masing anggota tim ini harus berpasangan dengan anak yang berpengalaman dalam hal pendidikan anak. Setiap kelas dimasuki sepasang pengajar. Sehingga akhirnya pengondisian kelas selesai hingga jam pulang.

“aku baru kali ini melihat tanganku dicium saat salaman bersama peserta didik” itulah yang diucapkan Risa dan Maya saat jam pulang.

“ini adalah pengalaman pertamaku dalam mengajar” ucap risa dengan raut wajah yang memerah
Sebelum kami pamit untuk meninggalkan sekolah, kami dipersilahkan untuk ke ruang kepala sekolah. Pikiranku sudah bermacam-macam sebab kondisi kelas yang saya hadapi tidak sekondusif guru senior yang biasanya. Kami dipersilakan masuk ke ruang kepala sekolah. Perasaan mulai dingin, apakah RPP yang ku buat akan dipermasalahkan lebih lanjut.

“Silakan dinikmati, saya sudah, tadi saat rapat” ucap kepala sekolah dengan ramah seperti biasa.

“Tidak mengapa, silakan saja. Itu adalah jatah rapat tadi, kebetulan lebih. Jadi, silakan dinikmati” ujarnya sambil masuk ke dalam ruangannya sementara kami berada di ruang tamu.

Aku ucapkan terima kasih padanya sebelum kami menikmati hidangan ini. Memang itulah yang dapat ku terima berdasarkan ceramah pekan lalu untuk berterima kasih kepada siapapun sebelum apapun dimulai. Bukan berterimakasih untuk apapun setelah selesai.
Rujak khas yang seperti kami temui di sekitar posko, ku rasa inilah adanya. Semuanya dapat bagian masing-masing mendapat sebungkus rujak dengan longtong berkuah kacang besertanya. Bungkus telah terbuka dan aku sendiri yang belum membukan bungkusan yang disuruh untuk menikmati itu.

“Aku tidak mendapatkan sendok” ucap Tias yang telah lama membuka bungkusan itu

“Pakai sendokku” aku memberikan pada Tias

“Kamu bagaimana?”

“Tidak apa-apa, nanti saja”

Aku memberikan sendok yang ada dipiringku kepadanya. Perasaanku masih tidak tenang. Apakah setelah ini kami akan diceramahi oleh bapak soleh. Perlahan aku membuka bungkusa itu, ternyata semua isinya sama dengan yang lain. Aku menyobek penggiran bungkusan kertas sepanjang pinggiran bungkusa itu lalu ku lipat empat kali. Itulah sendokku untuk hidangan ini. Ku mulai melahap hidangan yang diberikan kepala SD Negeri 1 Maneron kepada kami. Aku baru mengunya dua kali lalu cucuk memberikan sendoknya padaku.


Hari sudah siang, sekolah mulai sepi, guru-guru pada pulang selain kami, kepala sekolah, dan guru pemegang kunci sekolah ini. Kami mulai pamit dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan pada kami. Akhirnya, kami dipersilahkan untuk berenjak. Pikiranku yang tak enak mulai lega. Apa yang ku perkirakan sebelumnya tidak terjadi. Sampai kami di posko KKN aku masih tak paham mengenai model tertawanya saat kami beranjak dari sekolah siang tadi.

Wednesday, July 20, 2016

Siwalan




Siwalan disebut juga pohon lontar, buahnya berkulit keras, berwarna hijau tua, daging buahnya lunak kenyal, berwarna putih bening, air buahnya manis dan dapat dibuat tuak. Air nira yang diperoleh dengan proses menyadap tandan bunga jantan pohon siwalan itu dinamakan air  “legen”.

Sepanjang jalan di perkebunan desa maneron akan banyak dijumpai pohon siwalan. Pohon siwalan atau lontar menyerupai pohon kelapa, pohonnya tinggi menjulang. pohon itu juga memiliki batang tunggal yang kokoh. 

Proses pengambilan air legen dilakukan dipagi hari dan sore hari. Air legen dipagi hari adalah hasil dari penyadapan yang dibiarkan selama malam hari. Begitu juga dengan air legen yang diambil pada sore hari adalah hasil dari penyadapan yang dilakukan mulai pagi hari.


Pengambilan air legen ini ditempatkan pada bambu sebagai wadahnya, namun Pemasaran air legen secara langsung ditempatkan ke dalam botol.

Friday, July 15, 2016

Hari Pertama Galeri KKN 7 di Desa Maneron


    Maneron, desa yang menjadi tempat tujuan KKN tematik kelompok 7 semester genap tahun 2016. Kami akan menempati selama 26 hari ke depan. Perlengkapan pribadi maupun kelompok telah diturunkan dari kendaraan. 

   Tempat telah disediakan oleh kepala desa, namun beliau masih berada di kota kabupaten. Kami dijamu oleh adik beliau. Tak lupa kami melakukan halal Bi halal pada tetangga terdekat.

    Tempat yang kami tempati berupa pos tempat kelompok tani wanita desa maneron yang kebetulan kosong. Tempat itu kami modifikasi dengan anyaman bambu sebagai dinding untuk menutupi teras sekitar 5x4 meter tersebut.

     Batangan bambu pula yang dibuat untuk menyanggah dinding itu. Sepanduk berukuran 3x1 meter menjadi bertuliskan "kuliah kerja nyata kelompok 7" dipegang untuk berfoto bersama dengan kepala desa maneron setibanya ditempat KKN.

Thursday, July 14, 2016

Pemberangkatan dan Penyematan KKN Tematik 2016



Pagi itu tepat pukul 07:30 setiap kelompok berbaris sesuai instruksi panitia untuk mengikuti kegiatan pelepasan KKN tematik 2016. Setiap kelompok di sapa mulai dari kelompok pertama hingga kelompok 93 yang merupakan kelompok terakhir. Sapaan ini dilakukan untuk memastikan apakah setiap kelompok yang berbaris telah lengkap atau belum datang. Setelah dipastikan bahwa setiap kelompok telah berbaris rapi barulah diberlakukan absensi. Dipastikan juga bahwa para jajaran Rektor, dekan, dan dosen pendamping lapangan hadir sepenuhnya barulah kegiatan pelepasan dimulai.

“KKN tematik kali ini lebih banyak dari pada peserta KKN yang pernah dilaksanakan oleh Universitas Trunojoyo Madura, UTM red. Adapun mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik pada semester genap kali ini berjumlah 1855”. Ujar pak Yahya selaku ketua panitia dengan bangga.
“Ketika berangkat, tertiblah berlalu lintas demi menjaga keselamatan masing-masing. Peserta KKN yang berjumlah lebih banyak dari yang pernah dilaksanakan UTM tidak boleh lebih maupun kurang saat kembali” pesan pak rektor UTM yang disambut tawa oleh peserta.

Setelah melakukan sambutan, dalam kegiatan ini dilakukan pula penyematan almamater oleh rektor UTM pada dua peserta KKN kemudian seluruh peserta lainnya diperkenankan untuk mengenakan almamater pula.

Kegiatan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh bapak Abdur Rohman. Kegiatan Pelepasan pun selesai, para peserta bubar. Semuanya berangkat ke daerah yang telah ditetapkan.

Produk Unggulan Desa | Selai Siwalan

Pohon lontar banyak tumbuh di daerah Desa Maneron yang buahnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam membuat makanan. Nama buahnya ada...